PERAN DAN MANFA’AT KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
SINERGI POSITIF ANTARA SISWA DAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
(Oleh : Cecep Abdullah, S. Pd. I / Guru SMK dan MTs. Al-Fathimiyah)
Idealnya..
siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler
akan terampil dalam berorganisasi, mengelola, memecahkan masalah
sesuai karakteristik ekstrakulikuler yang diikuti
Renungan
Mengingat dewasa ini banyak terjadi degradasi moral yang menimpa masyarakat, maka sungguh ironis jika terdapat siswa yang berani melakukan tindakan asusila, tawuran dan kekerasan. Bahkan lebih ironis lagi jika ada guru yang memberikan ruang atau contoh yang tidak baik. Dengan demikian maka perlu adanya upaya membentengi prilaku negatif tersebut untuk mengawal perkembangan kepribadian generasi bangsa ini. Berupaya memastikan para siswa sebagai generasi penerus yang tumbuh tanpa mengenal referensi hidup yang negatif (tawuran, kekerasan, korupsi, asusila dll), tetapi mereka mengenal referensi hidup yang positif (menghargai, menghormati, rukun, kerjasama, jujur, disiplin, bertanggungjawab, prestasi dll).
Usia pelajar (siswa) adalah usia yang penuh energi namun perkembangan dan sifat mereka masih labil, gampang dipengaruhi oleh lingkungan, gampang dipengaruhi oleh tanyangan-tanyangan negatif, gank-gank anak muda, tawuran, narkoba, asusila dan lain sebagainya.
Dalam fase ini para siswa masih dalam tahap pencarian jatidiri, mereka butuh wadah untuk mengekspresikan diri, pengakuan dari kelompok, butuh perhatian, butuh ruang ekspresi diri. Jangan biarkan mereka mencari sendiri ruang ekspresi diri tanpa pengarahan dari guru, orang tua dan lingkungan sekitar. Jika mereka tidak diwadahi oleh kegiatan yang positif maka khawatir akan melampiaskan kehendaknya dengan tanpa pengawalan, tanpa pendampingan sehingga bisa berakibat negatif bahkan merugikan orang lain. Oleh karena itu perlu diberikan ruang bagi mereka melalui kegiatan ekstrakulikuler disekolah.
Pembinaan Karakter
Kegiatan ekstakurikuler adalah media untuk memberikan pengalaman hidup yang dibutuhkan siswa, memberikan kontribusi yang berarti untuk mengembangkan minat dan bakat siswa, serta membina dan menanamkan nilai karakter positif seperti rasa tanggung jawab, kerja sama, kemandirian, disiplin, toleran dan lain-lain.
Dengan demikian sangat tepat jika semua siswa mengisi kegiatan diwaktu luang setelah pulang sekolah dengan ikut aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada disekolah. Disamping sebagai ajang mempererat persaudaraan (silaturrahim) juga sebagai ajang pengembangan bakat, sebagai ajang pembuktian diri bahwa “saya pasti bisa berprestasi!!”, dan yang terpenting adalah sebagai ajang melatih kemandirian, disiplin, jujur, ta’at dan tanggungjawab (caracter building).
Metode Pembiasaan
Dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa dilatih untuk mempunyai respon reflek dengan baik dalam memecahkan setiap masalah yang mereka hadapi. Hal ini butuh latihan dan pembiasaan dalam pengawalan guru dan orang tua. Artinya peran guru dan orang tua sangat penting dalam mengawal kebiasaan yang dilakukan siswa. Peran guru dan orang tua hendaklah mampu menjadi model ideal yang bisa mereka contoh mulai perilaku, tutur kata, penampilan dan lain sebagainya. Termasuk kegiatan pembiasaan adalah pengajian, shalat dhuha, halaqah, shalat dzuhur berjama’ah, membuang sampah pada tempatnya, menyimpan sepatu dengan tertib dan lain-lain
Melalui kegiatan ektrakurikuler, semoga siswa mempunyai bekal kecerdasan sosial, moralitas, bijaksana dalam menghadapi dan memecahkan problem yang mereka hadapi, bahkan problem yang dihadapi bangsa ini. Dan semoga dikemudian hari generasi penerus bangsa ini mampu memberantas korupsi, perampokan, pembunuhan, narkoba, dan prilaku menyimpang lainnya yang ada di masyarakat. Amiin..
ESENSI BERSYUKUR
ESENSI BERSYUKUR
Bersyukur kepada Allah SWT adalah suatu keharusan bagi orang islam yang beriman. Bukankah setiap menit, bahkan setiap detik umat manusia di dunia ini selalu menikmati fasilitas yang dianugerahkan Allah SWT???
Tanpa disadari nikmat itu telah melekat sejak manusia terlahir kealam dunia hingga saat ini. Jantung berdetak, darah mengalir, mata melihat, telinga mendengar, itu semua adalah sebagaian kecil dari nikmat yang di anugerahkan Allah SWT kepada manusia. Betapa besarnya anugerah nikmat Allah SWT dari mulai yang kecil sampai yang besar, dari yang terlihat mata sampai yang tak terlihat.
Andai ada seseorang mencoba untuk menghitung nikmat Allah SWT, tentu akan kehabisan angka dan kemampuan karena nikmat Allah SWT tak terhingga banyaknya. Sebagaimana Allah SWT berfirman :
وان تعدوا نعمة الله لا تحصوها (النحل : 18)8
Artinya : “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah SWT, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.” (QS. An-Nahl : 18)
Sungguh kebenaran ayat tersebut sama sekali tidak dapat disangkal. Betapa banyaknya nikmat Allah SWT yang di anugerahkan kepada umat manusia. Sementara mereka hanya mampu memuji syukur, mensucikan dan mengagungkan atas kemaha besaran-Nya. Ungkapan itu membuktikan bahwa umat manusia di alam dunia ini adalah makhluk yang dha’if, sekaligus merupakan pengakuan dan kesadaran sebagai manusia yang harus mengabdi (beribadah) hanya kepada Allah SWT semata.
Bersyukur berarti menggunakan nikmat yang di anugerahkan Allah SWT pada misi pengabdian dan keta’atan kepada-Nya. Imam Nawawi memberikan penjelasan tentang esensi bersyukur :
وحقيقة الشكر الإعتراف بنعمة المنعم مع تعظيمه
Artinya : “Hakekat syukur adalah pengakuan atas kenikmatan yang diberikan Allah SWT disertai sikap mengagungkan-Nya”.
Dengan demikian menjadi sebuah keharusan bagi umat manusia untuk senantiasa menumbuhkan rasa syukur didalam dirinya. Sebab dengan bersyukur, maka akan selalu ingat kapada yang telah memberi nikmat (Allah SWT). Pun bisa lebih bijak menggunakan kenikmatan sesuai dengan fungsi yang sebenarnya.
Untuk dapat bersyukur dengan baik, maka perlu mengetahui bahwa karunia Allah SWT tidak hanya bersifat materi saja, namun mencakup banyak hal, misalnya kesehatan, kekayaan, keahlian, kesempatan, kemampuan intelektual dan lain sebagainya. Bahkan nikmat terbesar yang telah diberikan Allah SWT adalah hidup dalam keadaan islam dan beriman.
Kekayaan dan harta benda jika tidak disyukuri maka akan menjebak pada mental materialistik, hidup dalam pola konsumeristik yang diperbudak oleh harta benda kekayaan. Pada akhirnya akan menjauhkan pada yang maha memberi nikmat (Allah SWT) dan juga menjauhkan dari jati diri sebagai makhluk yang mulia. Allah SWT berfirman :
ولا تبذر تبذيرا. ان المبذرين كانوا اخوان الشياطين وكان الشيطان لربه كفورا (الاسراء : 26–27)27
Artinya “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudaranya setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’ : 26-27)
Diantara pembuktian dalam merealisasikan rasa syukur kapada Allah SWT adalah dengan jalan menggunakan umur, harta benda, kesehatan dan lain sebagainya untuk kemaslahatan diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara atas dasar mengharap ridlo Allah SWT. Dengan pembuktian syukur yang benar, maka Allah SWT memberi jaminan akan menambah kenikmatan yang lebih banyak lagi serta terhindar dari Adzab-Nya yang pedih. Allah SWT berfirman :
لئن شكرتم لأزيدانكم ولئن كفرتم ان عذابي لشديد (ابراهيم : 7)..7
Artinya : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmatku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim ; 7)
Secara tegas ayat tersebut menyatakan tentang syukur dan implikasinya serta akibat buruk yang akan menimpa orang yang mengingkari nikmat Allah SWT. Sungguh tak bermoral dan tak tahu diri orang yang tidak mau bersyukur kepada Allah SWT. Sesungguhnya manfaat bersyukur akan kembali kepada orang yang pandai bersyukur.
والله أعلم بالصواب